Senin, 28 Desember 2009

Deteksi dini komplikasi masa nifas
• Anemia
1. Risiko ini terjadi bila ibu mengalami perdarahan yang banyak, apalagi bila sudah sejak masa kehamilan kekurangan darah terjadi. Di masa nifas, anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi. Ini karena darah tak cukup memberikan oksigen ke rahim.

• Eklampsia dan preeklampsia
Selama masa nifas di hari ke-1 sampai 28, ibu harus mewaspadai munculnya gejala preeklampsia. Jika keadaannya bertambah berat bisa terjadi eklampsia, dimana kesadaran hilang dan tekanan darah meningkat tinggi sekali. Akibatnya, pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi oedema pada paru-paru yang memicu batuk berdarah. Semuanya ini bisa menyebabkan kematian.
• Perdarahan postpartum
1. Perdarahan ini bisa terjadi segera begitu ibu melahirkan. Terutama di dua jam pertama yang kemungkinannya sangat tinggi
2. terjadi perdarahan, maka tinggi rahim akan bertambah naik

Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi Pusat 1000 gram
Uri Lahir 2 Jari b/ pusat 750 gram
1 minggu ½ pusat sympisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba 350 gram
6 minggu Tambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
• Depresi masa nifas
1. Terjadi terutama di minggu-minggu pertama setelah melahirkan, di mana kadar hormon masih tinggi.
2. Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab yang jelas.
3. Tingkatannya bermacam-macam, mulai dari neurosis atau gelisah saja yang disertai kelainan tingkah laku, sampai psikosis seperti penderita sakit jiwa dan kadang-kadang sampai tak sadar, seperti meracau, mengamuk, dan skizofrenia. Situasi depresi ini akan sembuh bila ibu bisa beradaptasi dengan situasi nyatanya.
• Infeksi masa nifas
1. Pada saat nifas, adanya darah yang keluar merupakan proses pembersihan rahim dari sel-sel sisa jaringan, darah, lekosit, dan lainnya.
2. Gejala infeksi nifas tergantung pada bagian tubuh yang diserang. Pada minggu-minggu pertama, gejala yang terjadi akibat perluasan infeksi biasanya belum terlihat. Setelah infeksi berkembang lebih lanjut, barulah gejala berikut mulai terlihat.
3. Bila infeksi terjadi pada daerah antara lubang vagina dan anus, bagian luar alat kelamin, vagina atau mulut rahim , biasanya timbul gejala, yakni:
- Rasa nyeri dan panas pada tempat yang terinfeksi.
- Kadang-kadang, rasa perih muncul ketika buang air kecil.
- Sering juga disertai demam.
4. Bila terjadi infeksi pada selaput lendir rahim , gejalanya bisa dikenali dari cairan yang keluar setelah melahirkan. Cairan ini seringkali tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta atau selaput ketuban. Padahal, ini mengakibatkan gejala berikut:
- Suhu tubuh meningkat.
- Rahim membesar disertai rasa nyeri.
5. Bila infeksi menyebar melalui pembuluh darah balik ke berbagai organ tubuh , seperti paru-paru, ginjal, otak, atau jantung, akan mengakibatkan terjadinya abses-abses di tempat tersebut.
6. Bila infeksi menyebar melalui pembuluh getah bening dalam rahim , dapat langsung menuju selaput perut atau kadang melalui permukaan selaput lendir rahim menuju saluran telur serta indung telur. Nah, gejala yang akan muncul berupa:
- Rasa sakit.
- Denyut nadi meningkat
- Suhu tubuh meningkat disertai menggigil.
7. Jika infeksi terjadi, ibu mengalami gejala demam tinggi dan nifasnya berbau busuk. Selain itu rahim bisa menjadi lembek dan tak berkontraksi sehingga bisa terjadi perdarahan. Meski infeksi ini jarang berakibat fatal, tapi bila terjadi komplikasi bisa menyebabkan kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar